Palu, Sulawesi Tengah – Di tengah deru peluit dan gesekan sepatu di lapangan hijau, seorang bocah dengan semangat menyala-nyala menapaki jejaknya sendiri. Namanya Viki Jerome Kalalo. Anak berdarah Manado dan Mori ini tak hanya bermain bola, ia hidup dalam permainan itu. Setiap kali kakinya menyentuh bola, ada mimpi yang turut bergulir. Dan dari tribun kecil di pinggir lapangan, orang-orang mulai menyadari: bocah ini bukan pemain biasa.
Viki lahir di Palu pada 12 November 2012. Kini, ia masih duduk di bangku kelas 1 SMP Negeri 1 Palu. Namun, di usianya yang belum genap 13 tahun, ia sudah menjelma menjadi salah satu striker andalan untuk tim sepak bola TSS U13, sebuah tim muda yang cukup disegani di Kota Palu.
Gerak cepat di antara rekan-rekannya, sebagai kelebihan Viki. Ia lincah, cepat, dan selalu tahu ke mana bola harus diarahkan. Dalam latihan maupun pertandingan, semangatnya seperti tak pernah padam, selalu bergerak, selalu berjuang.
“Semangat pantang menyerah yang ditunjukkannya tiap kali bermain, itulah yang membuat Viki pantas jadi striker andalan,” ujar salah satu pelatih TSS U13 dengan bangga.
Bakat yang Disokong Cinta
Petrix Kalalo, sang ayah yang berdarah Manado, dan Ludyana Kolly, ibu yang berasal dari tanah Mori, tidak pernah setengah dalam mendukung mimpi anaknya. Mereka tahu, sepak bola bukan sekadar olahraga bagi Viki — itu adalah cara ia mengekspresikan dirinya, melatih keberanian, dan memahami arti kerja keras.
“Kita support penuh karena main bola itu hobinya,” ucap sang Ibu, penuh keyakinan.
Dukungan itu tak hanya berupa kata-kata. Setiap pagi saat latihan, mereka siap mengantar. Setiap pertandingan, mereka hadir, menunggu di pinggir lapangan, mengabadikan momen, menahan napas setiap kali Viki masuk ke kotak penalti.
Darah Muda, Api yang Menyala
Palu boleh kecil di peta, tapi mimpi Viki besar. Ia ingin terus bermain, mencetak gol, dan suatu saat kelak, membela tim nasional Indonesia. Bagi Viki, setiap latihan adalah anak tangga menuju mimpi itu. Dan ia menaikinya dengan sabar, dengan semangat, dan dengan rasa cinta.
Saat anak-anak seusianya masih bermain petak umpet atau sibuk dengan gawai, Viki lebih memilih mengenakan sepatu bola dan mengejar bola di lapangan. Ia tahu, mimpi harus dikejar bukan ditunggu.
Menjadi Inspirasi, Menjadi Harapan
Di balik tubuh kecil dan senyum polosnya, Viki telah menjadi inspirasi bagi banyak anak seusianya. Bahwa usia bukan alasan untuk menunda kerja keras. Bahwa mimpi, meski sederhana, bisa dikejar jika dibarengi tekad dan latihan sungguh-sungguh.
Dan di setiap pertandingan TSS U13 yang ia ikuti, Viki bukan hanya membawa bola di kakinya, ia membawa harapan. Harapan dari Palu. Harapan dari tim kecil yang berani. Harapan dari dua darah: Manado dan Mori yang bersatu dalam semangat.
Nama: Viki Jerome Kalalo Tempat,Tanggal Lahir: Palu, 12 November 2012,Sekolah: SD GKST Immanuel Palu (Kelas 6), Tim: TSS U14, Ayah: Petrix Kalalo, Ibu: Ludyana Kolly
Di usia belia, Viki sudah menunjukkan bahwa sepak bola bukan hanya soal menang dan kalah. Ini soal dedikasi, disiplin, dan cinta yang menyala. Dan selama bola masih menggelinding, selama peluit masih berbunyi, Viki akan terus berlari membawa mimpi-mimpinya hingga ke gawang dunia.





Comment